Senin, 25 Februari 2013

Life Traveler - Suatu Ketika Di Sebuah Perjalanan





Judul     : Life Traveler - Suatu Ketika Di Sebuah Perjalanan
Penulis  : Windy Ariestanty
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 381
Kategori : Travelogue
ISBN :  9879797804442
 
‘Where are you going to go?’ tanyanya sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja saya.
‘Going home.’ Saya menjawab singkat sambil mengamati landasan pacu yang tampak jelas dari balik dinding-dinding kaca restoran ini.
‘Going home?’ Ia berkerut. ‘You do not look like someone who will be going home.’
Kalimat inilah yang membuat saya mengalihkan perhatian dari bulir-bulir hujan yang menggurat kaca. ‘Sorry. What do you mean?’ … (Satu Malam di O’Hare)

***

Kadang, kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. Menemukan teman, sahabat, saudara. Mungkin juga cinta. Mereka-mereka yang memberikan ‘rumah’ itu untuk kita, apa pun bentuknya.
Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri: sebuah rumah yang sesungguhnya. Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun…
 ... because travelers never think that they are foreigners.

*****

 REVIEW:

Seperti halnya sebuah perjalanan, buku ini dibuka dengan "Berkemas". Tanpa kita sadari, berkemas selalu menjadi hal yang begitu merepotkan, namun menyenangkan. Saya sendiri selalu excited ketika berkemas untuk memulai perjalanan, pekerjaan yang simpel, namun membutuhkan banyak pertimbangan, karena ini menyangkut "hidup" kita selama perjalanan. Buat saya, saat berkemas hanya butuh "bawa yang tingkat perlunya paling atas dan tinggalkan yang gak perlu, atau bisa dibeli di tempat tujuan". Berkemas dengan cermat akan membuat perjalanan lebih nikmat.

Selanjutnya buku ini membawa kita ke Ha Noi, Vietnam, The City of Peace dan ke Kamboja. DI Vietnam, windy mengajak kita melihat Water Puppet yang memukau. Sedangkan di Kamboja, ada Phom Penh National Library yang layak dikunjungi. 

Setelah itu beruturut-turut kita dibawa ke Jerman, Praha, Swiss, dan Paris. Bagi saya sendiri, Paris dan Jerman adalah adalah tempat yang harus saya kunjungi kelak. Melihat Paris, kota yang digandrungi sedunia. Saya menggilai Bahasa Jerman, namun sampai sekarang masih tak bisa berbahasa Jerman ._.
"Home is a place where you feel more comfortable. Home is place where you can be and find yourself. Home is a place where you can find your love."

Buku ini cukup sarat dengan tips-tips perjalanan maupun tempat-tempat yang wajib atau pantas dikunjungi bila berada di negara atau daerah tersebut. Yang membedakan buku ini dari buku traveling lainnya cukup jelas. Windy menyelipkan kisah dan renungannya dalam setiap perjalanan yang ia lalui. Dengan gaya bahasa ringan khas Windy, buku ini berhasil membawa saya seolah sedang melakukan perjalanan dengan windy. 

4 of 5 stars for Life Traveler by Windy Ariestanty

Selasa, 12 Februari 2013

99 Cahaya di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)





Judul     : 99 Cahaya di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
Penulis  : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan VIII, Mei 2012
Tebal 412 halaman
ISBN 978-979-22-7274-1


Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. "Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum," ungkap Marion akhirnya.
***

Apa yang Anda bayangkan jika mendengar "Eropa"? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?

Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.

Buku ini bercerita tentang perjalanan sebuah "pencarian". Pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.

Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari saya, apa itu Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan saya dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. Perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu dan keberadaan diri saya.

Pada akhirnya, di buku ini Anda akan menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel atau Colosseum. Lebih... sungguh lebih daripada itu.


REVIEW:  

Saya membeli buku ini dengan tidak sengaja. Saya hanya asal mencomot dari rak buku gramedia tanpa melihat sinopsisnya. Hanya melihat cover saja. ternyata sikap saya ini tidak membuat saya menyesal. saya malahan jatuh cinta pada buku ini. Buku yang mampu membuat saya mengingat kenapa saya mencintai agama saya, dan menimbulkan keninginan kuat untuk bertualang di Eropa, melihat betapa berjanya Islam disana.  


 Wina, Austria
Wina merupakan kota terakhir tempat ekspansi Islam berhenti. Daerah terakhir yang berusaha ditaklukkan oleh kekhalifahan Turki pada kepemimpinan Dinasti Ottoman. Namun sayang ekspansi Dinasti Ottoman ke kota ini gagal setelah pasukan Kara Mustafa Pasha dihadang oleh pasukan gabungan dari Polandia dan Jerman.
Cordoba dan Granada, Andalusia (Spanyol)
Pernah dengar cerita masjid yang sekarang berubah menjadi gereja di Spanyol? Ya, itu adalah Mezquita Cordoba atau Masjid Cordoba yang sekarang namanya berubah menjadi The Mosque Cathedral. Cordoba merupakan ibukota dan ibu sejarah peradaban ilmu pengetahuan dan keharmonisan antarumat beragama. Islam, Kristen, dan Yahudi hidup bersanding dalam sikap saling menghargai. Salah satu pemimpin di kekhalifahan Cordoba adalah Sultan Al Rahman yang sangat bijaksana.
Paris, Perancis
Museum Louvre Perancis yang terkenal itu juga memajang koleksi Islamic Art. Ada berbagai macam tulisan Kufic (Seni kaligrafi Arab kuno) maupun Pseudo-Kufic di benda-benda peninggalan jaman dahulu. Lalu bangunan bersejarah yang dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte yaitu Arc de Triomphe du Carrousel yang ternyata membentuk garis lurus sempurna dengan bangunan lain yaitu Obelisk Luxor, Champs-Elysees, dan Arc de Triomphe de l’Etoile. Garis lurus yang disebut Axe Historique ini jika ditarik secara imajiner ternyata searah dengan Kiblat di Mekkah. 
 
Istanbul, Turkey
Baru tau kalau asal-muasal cappucino, kopi yang terkenal ini, ternyata berasal dari biji-biji kopi Turki yang tertinggal di medan perang. Selain itu bunga Tulip yang identik dengan negeri kincir angin Belanda ternyata juga asalnya dari Anatolia Turki dan sebagian Asia Tengah. Kekuasaan Ottoman yang sangat luas meliputi 68 negara lah yang menyebabkan bunga Tulip dan kopi Turki akhirnya ikut terbawa ke negara lain dan dikembangkan di negara-negara hasil ekspansinya.

Kamis, 07 Februari 2013

Goodbye Happiness

 


Penulis  : Arini Putri
Editor   : eNHa
Cover   : Jeffri Fernando
Penerbit: Gagasmedia
ISBN   : 979-780-593-X
Cetakan pertama, 2012
312 halaman

SINOPSIS:
Kau dan aku tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah. Percaya atau tidak, begitulah kenyataannya. Jangan menyangkalnya karena akan sia-sia. Sama seperti berjalan di atas pecahan kaca, setiap langkah kita sesungguhnya hanya akan menuai luka.
Kau dan aku seperti tengah mencoba untuk membirukan senja yang selalu merah. Kita sama-sama berusaha, tetapi tidak bisa mengubah apa-apa. Senja tetap berwarna merah dan hatiku masih saja berkata tidak. Maka, berhenti dan renungkanlah ini semua sejenak. Tidak ada gunanya memaksa. Ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita.
Lantas, kenapa kita tidak menyerah saja? Bukankah sejak awal semuanya sudah jelas? Akhir bahagia itu bukan milik kita.
  "Real life is cruel. Because, in this life, I might end up losing you, eventhough try so hard not letting you slip off my hand."

REVIEW:

"Dia menahan Tinkerbell untuk terus bersamanya, menemaninya, melindunginya... tanpa memberikan apa pun untuk membalasnya.... Mungkin memang benar, Peter Pan adalah lelaki yang jahat. Seperti kata Skandar, he's a devil. Tapi, apa Skandar tahu? Kemungkinan besar dia terlihat seperti Peter Pan di mataku. Skandar... bisa jadi dia adalah... Peter Pan-ku."

Buku ini diawali dengan adegan dimana Krystal Key, seorang artis Korea asal Indonesia yang baru saja membatalkan rencana pernikahannya dengan Park Seungho. Fans mereka merasa kecewa dengan tindakan Krystal dan menuntut penjelasan. Oleh karena itulah, Krystal dengan segera menjelaskan kepada semua media tentang apa yang telah terjadi, mulai dari kisahnya semasa SMA, datang ke Korea dan menjadi artis besar, hubungannya dengan lelaki yang dijulukinya PeterPan, juga pertemuan dan mengapa ia membatalkan pertunangan dengan Park Seungho.
“Kamu tahu kalau ada saatnya anak enggak pengin tumbuh dewasa. Dia terlalu malas buat menghadapi dunia orang dewasa yang repot dan enggak pernah bisa dia mengerti. Gimana dia pengin terus di masanya yang sekarang saat dia bisa mengganggap dunia ini enteng dan dialah pemeran utamanya. Tapi, apa kamu tahu? Peter Pan… He’s a devil. Dia Cuma anak laki-laki kecil yang enggak tahu apa-apa. Enggak bertanggung jawab dan sok jagoan. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia ngasih harapan yang terlalu besar ke Wendy. Dan kau tahu apa hal lebih buruk yang dia lakukan? Dia menahan Tinkerbell untuk terus bersamanya, menemaninya, melindunginya… tanpa memberikan apa pun untuk membalasnya.”
 Penulis mampu menanamkan konflik yang cukup apik dari awal cerita. Karakter Skan yang posesif, yang seolah-olah ingin memiliki Krystal. Krystal yang hanya percaya pada Skan, dan harus sakit karena tingkah Skan. Park seungho yang hadir diantara mereka dan mencoba membuat Krystal sadar bahwa dia lebih menyayangi Krystal daripada Skan. Semuanya dihadirkan dengan ending yang mengejutkan. 

 Ketika membeli buku ini, saya tidak menyangka bahwa settingnya adalah Korea. Sebenarnya saya membaca semua genre dan menerima semua setting cerita, namun akhir-akhir ini saya agak  bosan dengan novel bersetting Korea. Terlalu Mainstream. Walaupun ending novel ini sudah tertebak sejak awal,, toh penulis bisa mengolah cerita klise tentang cinta segitiga, menjadi sesuatu yang baru.

spoiler:
Cara penulis menunjukkan bahwa Skan sangat menyayangi Krystal, dengan menunjukkan foto-foto yang diambil Skan selama dia hidup itu menurut saya bukan hal baru, sudah banyak saya temui yang seperti ini dalam novel maupun film. dan Arini tak memberikan kelebihan apapun disini. Terlebih "membunuh" satu karekter dalam sebuah cinta segitiga,, menurut saya itu bukan penyelesaian yang bagus.

Novel ini saya rekomendasikan untuk pencinta Novel Korea bergenre romantis dan sedih. 3 of 5 stars for Goodbye Happiness by Arini Putri